KRI (Kapal Perang Republik Indonesia) adalah kapal-kapal perang yang dioperasikan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL). KRI adalah salah satu elemen penting dari pertahanan maritim Indonesia, yang berperan dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah laut negara kepulauan ini.

Sejarah dan Fungsi :

1. Sejarah:

• KRI telah menjadi bagian integral dari TNI AL sejak berdirinya angkatan laut Indonesia pada tahun 1945.
• Nama KRI digunakan untuk menandakan kapal-kapal perang milik Indonesia, mengikuti tradisi internasional di mana kapal perang diberi awalan khusus (misalnya, USS untuk Amerika Serikat, HMS untuk Inggris).

2. Fungsi:

• Pertahanan: Melindungi wilayah perairan Indonesia dari ancaman eksternal.
• Keamanan: Melakukan patroli rutin untuk mencegah dan menindak kegiatan ilegal seperti penyelundupan, perompakan, dan penangkapan ikan ilegal.
• Penegakan Kedaulatan: Mengamankan dan menegakkan kedaulatan negara di wilayah laut yang merupakan bagian dari Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
• Misi Kemanusiaan: Berpartisipasi dalam operasi penyelamatan dan bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat atau bencana alam.

Monumen Jalasveva Jayamahe, yang juga dikenal sebagai Monjaya, adalah salah satu ikon kebanggaan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) dan kota Surabaya. Terletak di kawasan Tanjung Perak, Surabaya, monumen ini memiliki makna yang mendalam dan simbolis bagi bangsa Indonesia, khususnya dalam konteks kemaritiman dan pertahanan.

Sejarah dan Pendirian :

1. Sejarah:

• Monumen ini dibangun sebagai penghormatan terhadap jasa dan pengorbanan prajurit TNI AL dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
• Nama "Jalasveva Jayamahe" berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti "Di Laut Kita Jaya". Ini mencerminkan semangat dan tekad TNI AL dalam mempertahankan dan mengamankan wilayah laut Indonesia.

2. Lokasi:

• Terletak di Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, yang merupakan salah satu pelabuhan utama dan pusat kegiatan maritim di Indonesia
• Lokasi ini strategis karena Tanjung Perak adalah gerbang utama transportasi laut yang menghubungkan berbagai pulau di Indonesia.

3. Desain dan Arsitektur:

• Monumen ini memiliki tinggi sekitar 30,6 meter dan berdiri megah di tepi laut, sehingga dapat terlihat dari kejauhan oleh kapal-kapal yang masuk dan keluar pelabuhan Tanjung Perak.
• Desain monumen menggambarkan sosok prajurit TNI AL yang gagah berdiri menghadap laut dengan seragam lengkap, mencerminkan kesiapan dan ketangguhan mereka dalam menghadapi berbagai ancaman maritim.
• Patung prajurit ini dibuat dari perunggu dan berdiri di atas sebuah pedestal yang kokoh, memberikan kesan kekuatan dan keteguhan.

3. Makna dan Simbolisme:

• Monjaya bukan hanya sekadar monumen fisik, tetapi juga simbol dari semangat juang dan patriotisme para prajurit TNI AL.
• Monumen ini mengingatkan masyarakat akan pentingnya kekuatan maritim bagi negara kepulauan seperti Indonesia.
• Ini juga menjadi pengingat akan pentingnya peran TNI AL dalam menjaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas di perairan Indonesia.